Kamis, 15 November 2012

Malam 1 Sura, Keluarga Keraton Surakarta Ribut



foto
    Sinuhun Pakubuwono XIII, dikerubuti oleh dua kerabat keraton yang bertikai, sebelum penandatanganan nota kesepahaman dalam rangka proses rekonsiliasi Keraton Surakarta yang akan dilaksanakan, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, 4 Juni 2012. Rekonsiliasi tersebut menetapkan Sinuhun Pakubuwono XIII sebagai Raja dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung Tedjowulan sebagai Patih, setelah terjadinya konflik dualisme di dalam kraton Surakarta Hadiningrat selama 8 tahun. TEMPO/Imam Sukamto

    Malam 1 Sura merupakan momen penting bagi masyarakat Jawa. Malam Tahun Baru Jawa itu biasanya diperingati dengan kirab benda-benda pusaka keraton dan kerbau bule.

    Sementara di luar keraton ribuan warga memadati jalan yang menjadi tempat kirab, suasana di dalam keraton memanas karena konflik internal.

    Beredar kabar dari dalam keraton bahwa Paku Buwana XIII tidak akan hadir dalam acara kirab pusaka yang berlangsung pada Kamis dinihari, 15 November 2012. Sebab, dia terlibat pertengkaran dengan saudara kandungnya, beberapa jam sebelum kirab berlangsung.

    Ternyata, Paku Buwana XIII tetap hadir dalam kegiatan itu, kendati dia keluar dari kediamannya tepat saat rombongan kirab hendak berangkat. Ia juga tidak mengantar rombongan kirab hingga depan pintu istana, seperti yang biasanya dilakukan.

    Salah seorang kerabat keraton, GPH Suryo Wicaksono, mengatakan, Paku Buwana XIII sempat bertengkar dengan adiknya, GKR Wandansari. Menurut Suryo, Paku Buwana XIII meminta supaya pelaksanaan kirab ditunda.

    Alasannya, hingga saat ini, rekonsiliasi atas konflik internal dalam Keraton Surakarta belum selesai. "Paku Buwana XIII meminta kirab diselenggarakan jika suasana keraton sudah kondusif," katanya.

    Hanya, adik-adiknya berkeras kirab harus terus berjalan. Pertengkaran ini membuat Paku Buwana XIII memilih pergi dari keraton. Tindakan itu menimbulkan spekulasi bahwa Paku Buwana XIII tidak akan hadir dalam kegiatan ritual budaya tersebut.

    Suami dari GKR Wandansari, KP Eddy Wirabhumi, membantah percekcokan di dalam keraton. "Hanya perbedaan pendapat biasa," katanya. Dia membenarkan selisih paham itu terkait dengan penyelenggaraan kirab.

    Konflik antara PB XIII dan adik-adiknya meruncing sejak beberapa bulan terakhir. Sejumlah saudara kandungnya tidak setuju rekonsiliasi antara Paku Buwana XIII dan Panembahan Agung Tedjowulan, yang pernah mengkaim dirinya sebagai raja.

0 komentar:

Posting Komentar