Jumat, 02 November 2012

Yoga dan Meditasi Baiknya Tak Dilakukan Sendirian



Di tengah kesibukan sehari-hari, sempatkanlah bermeditas setidaknya selama lima menit. Begitulah yang disarankan Ketut Arsana, terapis Mahatma, instruktur yoga, sekaligus ahli spiritual healing

“Selama meditasi, kita menarik semua kekuatan dari dalam diri. Setelah itu bisa istirahat dan esoknya kondisi tubuh akan lebih tenang lagi, lebih segar, karena energi lebih full,” tuturnya di Jakarta, Minggu (30/10/2012).

Dia mendefinisikan meditasi sebagai pemusatan, penyatuan kekuatan diri untuk mencapai kesuksesan hidup. Yoga juga dimaknai sebagai upaya menyatukan diri dengan apa yang akan dilakukan dalam hidup. “Dengan meditasi atau yoga, energi terpusat. Sama saja dengan cahaya bila disatukan, maka akan sangat keras cahayanya,” ujar pendiri ‘Ubud Bodyworks Centre’ ini.

Sebenarnya, lanjut Ketut, memusatkan perhatian pada satu pekerjaan pun bisa disebut sebagai bentuk yoga. Sebab pusat perhatian dan hati terfokus pada satu titik. Begitu pula saat bersembahyang secara khusyuk. Pikiran, perasaan, serta hati hanya terpusat pada Illahi.

“Di situ kita berserah diri,” ujarnya.

Memang tidak mudah untuk fokus. Untuk itu, lanjut Ketut, ada banyak metode yang diberikan dalam bermeditasi atau yoga. Orang yang bermeditasi bisa saja diminta membaca Al Quran agar bisa fokus. Atau, bisa diminta menyanyikan ayat-ayat agar lebih khusyuk. Bisa pula dibantu dengan gerak agar fokus dan tercipta ketenangan dalam diri.

“Orang bermeditasi jangan diam saja, karena pikiran akan mudah ke mana-mana. Jadi harus ada yang dibaca saat bermeditasi,” jelas Praktisi Master Usada ini.

Meditasi bisa saja dilakukan di rumah. Akan tetapi pengaruhnya akan berbeda bila dilakukan secara bersama-sama dengan orang lain.

Dalam meditasi secara bersama-sama, energi yang semula sedikit-sedikit akan menjadi sangat besar karena saling memengaruhi satu sama lain. Sementara bila melakukan meditasi sendiri di lingkungan yang luas, akan butuh waktu lama untuk memupuk energi positif. Bagaimanapun, energi individu sangat kecil dibandingkan lingkungan, sehingga sangat sulit terfokus karena dipengaruhi faktor negatif lebih besar lagi.

“Sama jika kita salat di tengah-tengah pasar atau di mesjid, rasanya tentu akan berbeda. Sebab, di masjid kita berkumpul dengan orang-orang yang positif,” jelasnya.

Karena itu, bila bicara ideal, sebaiknya meditasi dilakukan bersama-sama agar ada upaya saling memengaruhi. “Tapi kalau mau melakukannya di rumah sendiri, silakan saja,” jelasnya.

Menurut Ketut, meditasi termasuk berpuasa dapat dijadikan obat untuk diri sendiri. Tujuannya memunculkan sifat-sifat Illahi di dalam diri. “Sifat Illahi kan sifat positif. Jadi supaya energi positif itu menjadi lebih besar lagi,” tambahnya.

Meditasi bisa dilakukan di mana saja, baik di ruang terbuka (alam) maupun dalam ruang, semua tergantung lokasinya. Jika memang tengah berada di alam yang masih bagus, meditasi lebih baik dilakukan di luar ruang karena akan tercipta harmoni dengan alam.

“Tapi kalau di Jakarta ini kita kan sulit mencari alam. Lingkungan sudah terpolusi. Kalau kita paksakan meditasi di luar ruang, malah bisa sakit karena  kurang menghirup oksigen,” katanya.

Tidak ada batasan waktu untuk bermeditasi atau yoga. Tergantung diri sendiri mau berapa lama. “Tapi sebaiknya sediakan waktu khusus untuk bermeditasi atau yoga,” jelasnya.

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat yoga tentu jangan ada keributan. Meditasi harus dilakukan dalam suasana tenang, hilangkan dulu pikiran-pikiran, lupakan dulu sejenak kehidupan sehari-hari. Sebab, meditasi adalah pemusatan pikiran. Pikiran terpusat kalau inspirasi Illahi ada di dalam hati.

“Jangan lupa, pikiran itu dipengaruhi makanan. Makanya, orang berpuasa untuk mengendalikan pikiran. Kalau sering makan daging kambing, maka ‘energi kambingnya’ akan lebih banyak, menjadi emosional,” tandas Ketut.

0 komentar:

Posting Komentar