Kamis, 11 Oktober 2012

Lampu Irit Daya 87 Persen Impor

    Konsumsi lampu hemat energi (LHE) di Indonesia kian tumbuh. Sayangnya, besarnya kebutuhan LHE itu hanya 17 persen yang bisa dipenuhi produksi dalam negeri. Sisanya diperoleh dari produk impor,khususnya dari Tingkok.
    Ketua Asosiasi Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manoppo mengatakan, tahun ini proyeksi konsumsi LHE di Indonesia 320 juta unit. Hingga kuartal II, perjualan sudah menembus 280 juta unit. Lebih dati 87 persennya atau 230 juta unit dipenuhi oleh produk impor. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, volume impor itu naik 10 persen. "Seratus persennya dari Tongkok," terang John Manoppo saat dihubungi kemarin.
    Pengimpor lampu LHE yang masuk ke Indonesia ada 37 perusahaan, semuanya dari Tiongkok. Di Indonesia sendiri terdapat 15 perusahaan, tujuh diantaranya di Jawa Timur. John mengungkapkan, jika dilihat dari kapasitasnya, perusahaan di Indonesia bisa memproduksi 400 juta unit per tahun. Namun, kenyataannya utilitas setiap pabrik baru sekitar 15 persen.
    Namun, di tengah kelesuan industri pabrik lokal, ada salah satu pabrik di Surabaya yang berani membuat terobosan. Yakni, PT Panca Aditya Sejahtera. Perusahaan itu baru beroperasi sekitar tiga tahun. Namun, jika dilihat dari kapasitas produksinya, pabrik itu seperti telah beroperasi 15 tahun. Pabrik itu bisa memproduksi 20-30 juta unit per tahun. Sekitar 65 persen komponennya dari perusahaan lokal. Misalnya, kaca lampu dari pabrik Chiyoda di Surabaya.
    Keberadaan pabrik ini, lanjut John, bisa menjadi pemacu perusahaan lain untuk berkembang, sebelum pasar Indonesia semakin dikuasai produk impor. Sebab, menurut data yang dia peroleh dari Kemenperin, tahun depan beberapa perusahaan lampu asal Tiongkok akan mendirikan pabrik di Indonesia. Salah satu faktornya, upah buruh di Tiongkok naik. "Saat ini bukan lagi perkara harga lantaran produk lokal dan impor hampir sama. Tinggal pengembangan kapasitas produksi," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar