Jumat, 12 Oktober 2012

Malaysia 7 Kali Klaim Budaya Indonesia

    Pemerintah masih bersabar menunggu klarifikasi pihak Malaysia soal klaim dua tarian dari Sumatera Utara. Rencananya, klarifikasi tertulis dari Malaysia keluar hari ini.
    Pemerintah tidak bisa mendiamkan urusan itu karena sudah terlalu sering hal semacam itu terjadi. Dalam kurun 2007-2012, negeri jiran tersebut sudah tujuh kali mengklaim budaya Indinesia.
    Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryati mengatakan, klaim pertama Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia muncul pada November 2007. Saat itu Malaysia mengklaim kesenian reog ponorogo menjadi warisan budayanya.
    Setelah klaim reog ponorogo reda, muncul klaim atas lagu Rasa Sayange. "Kemudian, pada Januari 2009, mereka mengklaim batik," tutur Wiendu kemarin (19/6).
    Masih pada 2009, tepatnya Agustus, pihak Malaysia kembali mengklaim kebudayaan Indonesia. Kali ini giliran tari pendet. Tarian dari pulau Bali itu sempat muncul dalam iklan pariwisata Malaysia. Selanjutnya, pada Maret 2010, pihak Malaysia mengklaim angklung.
    Berdasar catatan Kemendikbud, Malaysia tidak hanya mengklaim budaya dalam bentuk kesenian. Malaysis juga pernah mengklaim beras Adan Krayan asli Nunukan, Kalimantan Timur. Beras organiktersebut sempat dijual di Malaysia dengan merek Bario Rice. "Lalu, klaim yang terbaru adalah tari tortor dan gordang sembilan." terang dia.
    Dia menuturkan, berdasar informasi sementara, Malaysia tidak mengklaim tari tortor dan gordang sembilan. Pihak malaysia menyatakan bahwa mereka hanya mencatat dua kebudayaan itu.
    Wiendu tidak bisa membiarkan polemik tersebut terus menggelinding di masyarakat Indonesia. Karena itu, dia akan meminta keterangan secara tertulis soal pernyataan Malaysia hanya mencatat dua tarian dari Indonesia tersebut.
    "Maksud mereka mencatat itu dalam kategori apa?," tegas Wiendu. Apakah hanya dicatat dalm buku kebudayaan mereka atau sampai dicatatkan di UNESCO sebagai warisan kebudayaan Malaysia. Dia meminta masyarakat bersabar hingga keluar pernyataan resmi dari pihak Malaysia.
    Informasi sementara menyebutkan, di Malaysia ada komunitas Mandailing yang terdiri atas warga negara setempat. Komunitas itu meminta pemerintah Malaysia melindungi kebudayaan mereka. Termasuk, kebudayaan tari tortor dan gordang sembilan yang lahir di Mandaling.

0 komentar:

Posting Komentar